Pengertian Purposive Sampling Menurut Para Ahli: Metode Sampling yang Tepat

Penelitian ilmiah tentunya memerlukan metode penarikan sampel yang tepat agar hasil penelitian yang dihasilkan dapat diandalkan dan akurat. Salah satu metode sampling yang sering digunakan oleh para peneliti adalah purposive sampling. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan purposive sampling?

Purposive sampling adalah metode penarikan sampel yang dilakukan dengan tujuan tertentu dan sengaja dipilih oleh para peneliti. Dalam metode ini, peneliti memilih sampel yang dianggap mewakili populasi secara keseluruhan. Metode sampling ini seringkali digunakan oleh para peneliti dalam penelitian kualitatif, karena lebih menekankan pada kualitas sampel daripada kuantitas.

Keuntungan Penggunaan Purposive Sampling dalam Penelitian Menurut Para Ahli

Banyak ahli penelitian yang merekomendasikan penggunaan purposive sampling dalam penelitian, terutama pada penelitian kualitatif. Salah satu keuntungan dari penggunaan metode sampling ini adalah dapat menghemat waktu dan biaya dalam penarikan sampel. Dalam penelitian kualitatif, pengambilan sampel biasanya dilakukan secara bertahap dan terus menerus, sehingga waktu dan biaya dapat menjadi faktor penting.

Selain itu, purposive sampling juga memungkinkan para peneliti untuk memilih sampel yang relevan dan representatif dengan tujuan penelitian. Dengan memilih sampel yang tepat, maka hasil penelitian yang dihasilkan akan lebih akurat dan dapat diandalkan. Hal ini tentunya sangat penting dalam penelitian ilmiah, terutama dalam menghasilkan kesimpulan yang tepat dan bermanfaat bagi masyarakat.

Cara Menggunakan Purposive Sampling dengan Benar Menurut Ahli Penelitian

Untuk menggunakan purposive sampling dengan benar, para peneliti perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama-tama, peneliti perlu menentukan tujuan penelitian dan jenis sampel yang dibutuhkan. Selanjutnya, peneliti perlu memilih sampel dengan kriteria yang jelas dan terdefinisi dengan baik.

Para peneliti juga perlu memperhatikan keterwakilan sampel dalam populasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, peneliti perlu memilih sampel yang representatif dengan populasi yang diteliti. Dalam hal ini, peneliti perlu mempertimbangkan faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, dan lain sebagainya.

Dalam menggunakan purposive sampling, peneliti juga perlu memperhatikan etika dan privasi para responden. Peneliti perlu memastikan bahwa responden memberikan persetujuan dan tidak dirugikan dalam penelitian. Dalam hal ini, peneliti perlu memenuhi standar etika penelitian yang berlaku.

Purposive sampling atau sampel bertujuan adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan atau kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Metode ini sering digunakan oleh para peneliti dalam melakukan penelitian kualitatif. Dalam artikel ini, kita akan membahas pengertian purposive sampling menurut para ahli.

Definisi Purposive Sampling

Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan atau kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Metode ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin memilih sampel yang dianggap paling relevan atau representatif untuk memahami fenomena yang sedang diteliti.

Menurut Gay dan Airasian (2003), purposive sampling adalah metode pengambilan sampel di mana peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan dari metode ini adalah untuk memilih sampel yang dianggap paling relevan untuk menjawab pertanyaan penelitian.

Jenis-jenis Purposive Sampling

Ada beberapa jenis purposive sampling yang sering digunakan oleh para peneliti. Berikut adalah beberapa jenisnya:

  • Purposive sampling berdasarkan kasus (case sampling): metode ini digunakan untuk memilih kasus-kasus yang dianggap paling relevan untuk dipelajari. Contohnya, dalam penelitian tentang pengalaman hidup pasien kanker, peneliti dapat memilih pasien-pasien yang telah menjalani perawatan kanker.
  • Purposive sampling berdasarkan kriteria (criterion sampling): metode ini digunakan untuk memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Contohnya, dalam penelitian tentang pola makan vegetarian, peneliti dapat memilih sampel yang telah menjadi vegetarian selama minimal 1 tahun.
  • Purposive sampling berdasarkan ahli (expert sampling): metode ini digunakan untuk memilih sampel yang dianggap ahli dalam bidang yang sedang diteliti. Contohnya, dalam penelitian tentang penggunaan teknologi dalam pembelajaran, peneliti dapat memilih guru-guru yang dianggap ahli dalam penggunaan teknologi di kelas.
  • Purposive sampling berdasarkan pengalaman (experiential sampling): metode ini digunakan untuk memilih sampel berdasarkan pengalaman tertentu yang dimiliki oleh responden. Contohnya, dalam penelitian tentang pengalaman menjadi korban kekerasan seksual, peneliti dapat memilih responden yang pernah mengalami kekerasan seksual.

Kelebihan Purposive Sampling

Purposive sampling memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode pengambilan sampel lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihannya:

  • Menghemat waktu dan biaya: karena peneliti hanya memilih sampel yang dianggap paling relevan atau representatif, maka waktu dan biaya yang diperlukan untuk melakukan penelitian dapat lebih efisien.
  • Memiliki validitas yang tinggi: karena sampel yang dipilih telah sesuai dengan tujuan penelitian, maka hasil penelitian dapat memiliki validitas yang tinggi.
  • Meningkatkan kualitas data: dengan memilih sampel yang dianggap paling relevan atau representatif, maka data yang diperoleh dapat lebih berkualitas.

Kekurangan Purposive Sampling

Tentu saja, metode purposive sampling juga memiliki kekurangan. Berikut adalah beberapa kekurangannya:

  • Tidak dapat digeneralisasi: karena sampel yang dipilih hanya didasarkan pada kriteria tertentu, maka hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi ke populasi yang lebih luas.
  • Terdapat bias: karena peneliti memilih sampel berdasarkan kriteria tertentu, maka terdapat kemungkinan terjadinya bias dalam pemilihan sampel.
  • Tidak dapat digunakan dalam penelitian kuantitatif: metode purposive sampling hanya cocok digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana tujuan penelitian adalah untuk memahami fenomena yang sedang diteliti.

Kesimpulan

Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang didasarkan pada tujuan atau kriteria tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Metode ini sering digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin memilih sampel yang dianggap paling relevan atau representatif untuk memahami fenomena yang sedang diteliti. Meskipun memiliki kelebihan, metode ini juga memiliki kekurangan yang perlu diperhatikan oleh para peneliti sebelum memilih metode ini sebagai metode pengambilan sampel dalam penelitiannya.

Penelitian adalah kegiatan yang sangat penting dalam dunia akademik. Namun, penelitian yang dilakukan harus memperhatikan metode yang digunakan. Salah satu metode sampling yang sering digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah metode sampling yang didasarkan pada tujuan penelitian yang ingin dicapai. Purposive sampling sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Berikut adalah beberapa keuntungan penggunaan purposive sampling dalam penelitian menurut para ahli.

1. Memperoleh Informasi yang Berkualitas Tinggi

Penggunaan purposive sampling dalam penelitian dapat memperoleh informasi yang berkualitas tinggi. Hal ini dikarenakan purposive sampling memilih sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Sehingga, sampel yang dipilih memiliki karakteristik khusus yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

2. Efisiensi Waktu dan Biaya

Purposive sampling memilih sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Sehingga, waktu dan biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penelitian dapat lebih efisien. Hal ini dikarenakan peneliti tidak perlu melakukan sampling yang tidak relevan dengan penelitian.

3. Pengambilan Sampel yang Lebih Mudah

Pengambilan sampel dalam purposive sampling lebih mudah dibandingkan dengan metode sampling lainnya. Hal ini dikarenakan sampel yang dipilih sudah memenuhi kriteria tertentu. Sehingga, peneliti tidak perlu melakukan pengambilan sampel yang sulit.

4. Memperoleh Data yang Lebih Relevan

Penggunaan purposive sampling dapat memperoleh data yang lebih relevan dengan tujuan penelitian. Hal ini dikarenakan sampel yang dipilih memiliki karakteristik khusus yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga, data yang diperoleh dapat lebih akurat dan relevan dengan tujuan penelitian.

5. Meningkatkan Validitas Penelitian

Penggunaan purposive sampling dapat meningkatkan validitas penelitian. Hal ini dikarenakan sampel yang dipilih memiliki karakteristik khusus yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga, data yang diperoleh dapat lebih akurat dan dapat merepresentasikan populasi yang diteliti.

6. Meningkatkan Kepercayaan Diri Peneliti

Penggunaan purposive sampling dapat meningkatkan kepercayaan diri peneliti. Hal ini dikarenakan peneliti telah memilih sampel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga, peneliti dapat lebih yakin dengan hasil penelitiannya.

7. Meminimalkan Bias Penelitian

Penggunaan purposive sampling dapat meminimalkan bias penelitian. Hal ini dikarenakan peneliti telah memilih sampel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga, data yang diperoleh dapat lebih akurat dan tidak terpengaruh oleh faktor-faktor lain yang tidak relevan dengan penelitian.

8. Memperoleh Informasi yang Lebih Mendalam

Penggunaan purposive sampling dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam. Hal ini dikarenakan sampel yang dipilih memiliki karakteristik khusus yang relevan dengan penelitian yang dilakukan. Sehingga, peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih mendalam tentang karakteristik sampel yang dipilih.

9. Dapat Digunakan dalam Penelitian yang Memiliki Keterbatasan

Penggunaan purposive sampling dapat digunakan dalam penelitian yang memiliki keterbatasan. Hal ini dikarenakan purposive sampling memilih sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Sehingga, peneliti dapat melakukan penelitian meskipun memiliki keterbatasan dalam pengambilan sampel.

10. Dapat Digunakan dalam Penelitian yang Bersifat Eksploratif

Penggunaan purposive sampling dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif. Hal ini dikarenakan purposive sampling memilih sampel yang memenuhi kriteria tertentu. Sehingga, peneliti dapat melakukan penelitian meskipun belum memiliki informasi yang cukup tentang populasi yang diteliti.

Cara Menggunakan Purposive Sampling dengan Benar Menurut Ahli Penelitian

Purposive sampling adalah metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian. Metode ini dipilih ketika peneliti ingin memilih subjek penelitian dengan tujuan tertentu. Tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk memperoleh informasi yang lebih tepat mengenai populasi yang sedang diteliti.

Menurut para ahli penelitian, cara menggunakan purposive sampling dengan benar adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan penelitianTujuan penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu sebelum melakukan purposive sampling. Hal ini akan membantu peneliti dalam menentukan jenis purposive sampling yang tepat untuk digunakan.

2. Memilih jenis purposive samplingAda beberapa jenis purposive sampling, seperti purposive sampling proporsional, purposive sampling snowball, purposive sampling quota, dan sebagainya. Pilihlah jenis purposive sampling yang sesuai dengan tujuan penelitian Anda.

3. Menentukan kriteria inklusiKriteria inklusi adalah kriteria yang harus dipenuhi oleh subjek penelitian agar bisa menjadi bagian dari sampel. Kriteria ini harus relevan dengan tujuan penelitian.

4. Menentukan kriteria eksklusiKriteria eksklusi adalah kriteria yang membuat subjek penelitian tidak dapat menjadi bagian dari sampel. Kriteria ini juga harus relevan dengan tujuan penelitian.

5. Membuat daftar subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusiSetelah menentukan kriteria inklusi, buatlah daftar subjek penelitian yang memenuhi kriteria tersebut. Daftar ini akan menjadi acuan dalam pengambilan sampel.

6. Memilih subjek penelitianPilihlah subjek penelitian dari daftar yang telah dibuat. Pemilihan subjek penelitian harus dilakukan secara hati-hati dan objektif.

7. Mengumpulkan dataSetelah subjek penelitian dipilih, lakukan pengumpulan data sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan.

8. Analisis dataSetelah data terkumpul, lakukan analisis data sesuai dengan metode penelitian yang telah ditentukan.

9. KesimpulanSetelah analisis data selesai dilakukan, buatlah kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.

10. DiskusiDiskusikan hasil penelitian dengan para ahli atau rekan sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran yang berguna untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

Dalam penggunaan purposive sampling, perlu diingat bahwa metode ini tidak dapat digeneralisasi ke seluruh populasi. Namun, metode ini tetap menjadi metode yang tepat jika tujuan penelitian membutuhkan informasi yang spesifik dan detail mengenai subjek penelitian yang ditentukan.

Mengenal Pengertian Purposive Sampling: Metode Sampling yang Tepat Menurut Para Ahli

Para ahli penelitian menemukan bahwa penggunaan metode purposive sampling dapat meningkatkan keakuratan hasil penelitian. Sebab, metode ini memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Purposive sampling biasanya digunakan dalam penelitian kualitatif, di mana peneliti ingin mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang subjek penelitian.

Keuntungan Penggunaan Purposive Sampling dalam Penelitian Menurut Para Ahli

Penggunaan metode purposive sampling memiliki beberapa keuntungan bagi peneliti. Pertama, metode ini memungkinkan peneliti untuk memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kedua, metode ini memungkinkan peneliti untuk menghemat waktu dan biaya dalam melakukan penelitian. Ketiga, metode ini memungkinkan peneliti untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang subjek penelitian.

Cara Menggunakan Purposive Sampling dengan Benar Menurut Ahli Penelitian

Agar hasil penelitian menggunakan metode purposive sampling akurat, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal. Pertama, peneliti harus memiliki pemahaman yang baik tentang subjek penelitian. Kedua, peneliti harus memilih sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian dan kriteria yang telah ditentukan. Ketiga, peneliti harus memperhatikan keberagaman dari sampel yang dipilih. Keempat, peneliti harus memastikan bahwa sampel yang dipilih tidak terlalu kecil atau terlalu besar untuk tujuan penelitian.

Dengan menggunakan metode purposive sampling, peneliti dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih akurat dan relevan. Namun, peneliti perlu memperhatikan beberapa hal agar hasil penelitian yang didapatkan dapat diandalkan. Dengan memilih sampel yang tepat dan memperhatikan kriteria yang telah ditentukan, peneliti dapat memaksimalkan penggunaan metode purposive sampling dalam penelitian mereka.

Related video of Pengertian Purposive Sampling Menurut Para Ahli: Metode Sampling yang Tepat